Maraknya
keresahan warga tentang adanya isu terbaru mengenai makanan pokok yaitu Beras.
Beras yang dimaksud kali ini ialah beras yang berbahaya bagi kesehatan manusia
dimana bahan pembuatan beras itu sendiri menggunakan bahan Plastik sehingga
beras ini dikenal dengan Beras Plastik.
Beras plastic ini sudah menjadi bahan perbincangan di berita-berita tv dan
Beras ini juga telah beredar di dunia maya. Bagi para pembeli beras harus hati
hati dalam memilih beras yang asli atau beras plasik.
APA ITU BERAS PLASTIK
Beras
plastik ialah sebuah beras yang bersal atau berbahan dasar dari Plastik dimana
beras ini sangat mirip dengan beras yang aslinya. Dalam Beras Plastik ini
sendiri terkandung senyawa zat yang berbahaya bagi manusia dan dapat
menyebabkan Kangker. Beras Plastik ini memang masih awam untuk dikenal dimana
beras ini muncul belum lama dan itulah sebabnya beras ini belum meluas di
seluruh Indonesia. Menurut beberapa sumber, beras plastik ini juga dapat
dibedakan dengan beras aslinya tetapi bagi masyarakat yang memang belum
mengenlnya, jadi pembedaan itu akan sulit mereka ketahui. Jika dalam membedakan
antara Beras plastik dan Beras Asli yaitu dapat di uji dengan memangang beras
tersebut dimana banyak yang mengakatan bahwa beras plastik apabila dipegang akan
terasa lebih licin dari beras asli (Padi). Selain itu, cara yang dapat
digunakan untuk membedakan kedua beras tersebut adalah dengan cara Dibakar.
Apabila Beras Plastik dibakar, maka dia akan lebih mudah untuk terbakar
daripada beras Asli. Beras plastik sendiri akan lebih duluan terbakar dan
mengeluarkan bau dibandingkan dengan beras yang aslinya. Ini adalah sebuah
pengalaman baru di tahun 2015 dimana munculnya Beras yang bernama Beras
Plastik. Banyak Beras yang sudah di uji coba di berbagai laboraturium dimana
juga telah banyak ditemukan bahwa beras terseut mengandung atau positif beras
Plastik. Pada sebuah situs yang kami temukan bahwa ada 3 Senyawa Kimia dalam Beras Plastik yaitu :
BBP
(benzyil butyl phtalate), DEHP (diethyl hexyl phthalate), dan DMP
(dimethyl phthalateshalate).
Dalam
uji coba di sebuah laboraturium 3 jenis zat kimia yang berbahaya dimana 3 zat
tersebut terkandung dalam beras Plastik
Beberapa
hari terakhir ini kita dikagetkan akan informasi yang beredar di jejaring
sosial mengenai keberadaan beras palsu yang berasal dari plastik. Disisi lain
pihak kepolisian sedang melakukan pengusutan mengenaiadanya beras plastik
tersebut dan sedang berkoordinasi dengan BPOM untuk memastikan apakah beras
yang bentuk dan warnanya tidak seperti beras memang berasal dari plastik.
Hasil penelitian dari Laboratorium Sucofindo yang disampaikan secara luas
kepada masyarakat mendapatkan bahwa beras palsu yang ditemukan di Bekasi
tersebut memang mengandung bahan pembuat plastik yaitu Benzyl Butyl Phthalate
(BBT), Bis 2-ethylhexyl Phthalate (DEHP) dan Diisononyl Phthalate
(DNIP). Tentu masyarakat masih menunggu hasil penelitian resmi dari
lembaga pemerintah.
Beras
palsu berasal dari plastik sebenarnya sudah beredar di beberapa negara Asia.
Beberapa informasi menyebutkan bahwa beras plastik tersebut berasal dari Cina.
Informasi dari Strait times online tanggal 19 Mei 2015, mensinyalir
bahwa beras plastik sudah beredar di negara dengan bahan makanan pokok nasi dan
berpenduduk besar seperti India, Indonesia dan Vietnam. Singapura sendiri
melalui The Agri-Food & Veterinary
Authority (AVA) menyatakan bahwa Singapura bebas dari beras plastik
tersebut.
Apa
bahaya beras plastik?
Secara
umum pasti bahwa beras plastik sangat berbahaya untuk tubuh kita. Kita tahu
bahwa komponen dari plastik bukan sesuatu yang bisa dikonsumsi. Sistim
pencernaan kita tidak akan mencerna makanan yang mengandung plastik ini dengan
sempurna. Secara akut bisa saja terjadi gangguan langsung pada sistim
pencernaan. Makanan yang mengandung plastik akan butuh lama berada didalam
lambung kita. Hal ini akan menimbulkan rasa begah, penuh dan cepat kenyang.
Gangguan yang terjadi selanjutnya bisa juga terjadi mual dan bahkan muntah.
Selain itu bisa saja komponen dari plastik tersebut mengiritasi sistim pencernaan
kita.Proses pembuangan dari makanan yang mengandung plastik juga bisa membuat
masalah bisa terjadi diare atau malah susah buang air besar.
Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sucofindo ternyata ada unsur phthalat
dalam kompenen beras palsu dari Bekasi tersebut. Phthalat bisa diserap oleh
usus kita, masuk kedalam darah dan sampai di hati. Memang sebagian besar zat
ini akan dikeluarkan melalui kencing sehingga kita sebenarnya bisa mendeteksi
kadar pthalat pada urin kita. Zat ini akan merusak liver kita sehingga sistim
pencernaan akan terganggu lebih lanjut. Pada penelitian binatang paparan
phthalat pada liver akan menyebabkan berkembangnya kanker liver dikemudian
hari.
Phthalat
juga dapat masuk ke sistim reproduksi kita sehingga menyebabkan terjadinya
kemandulan terutama pada pria. Penelitian pada tikus yang dilakukan oleh
peneliti Jepang beberapa tahun yang lalu dengan menggunakan Benzyl
Butyl Phthalate mendapatkan pada dosis tertentu, zat ini akan merusak
sistim reproduksi pria karena zat ini akan dikenali salah oleh tubuh sebagai
‘hormon’ sehingga merusak sistim reproduksi pria. Pada wanita zat ini juga
akan mengganggu sistim reproduksi wanita sehingga bisa menimbulkan permasalahan
pada mestruasi wanita usia produktif. Bahkan pada satu penelitian pada manusia
dimana ditemukan kadar yang tinggi zat ini pada urin ibu yang baru melahirkan
ternyata pada bayinya ditemukan skrotum dan penisyang kecil. Hal ini
membuktikan bahwa phthalat bisa menembus plasenta sehingga akan berbahaya pada
janin jika dikonsumsi berlebihan pada ibu hamil.Selain berbahaya untuk janin
ternyata zat ini juga dapat ditemukan pada air susu ibu sehingga juga berbahaya
untuk ibu menyusui.
Dengan
melihat dampak akut dan kronis yang terjadi akibat penggunaan zat-zat berbahaya
pada makanan pokok kita dalam hal ini beras, memang harus dilakukan
penyelidikan yang intensif dan harus diambil tindakan yang tegas. Mengingat nasi
merupakan makanan pokok kita, pasti akan dikonsumsi rata-rata 3 kali dalam
sehari oleh masyarakat kita. Sehingga kita bisa melihat berapa banyak zat
berbahaya ini masuk kedalam tubuh kita kalau ternyata nasi yang kita konsumsi 3
kali sehari ini berasal dari beras plastik.
Masyarakat
harus jeli dalam memilih beras yang akan dikonsumsi, para pedagang juga harus
melihat apakah beras yang dijual tersebut bukan beras palsu yang mengandung
komponen plastik tersebut.
Banyak
mengonsumsi sayur dan buah-buahan yangbanyak mengandung vitamin, mineral dan
anti oksidan serta banyak mengonsumsi airsesuai dengan yang dianjurkan adalah
hal-hal yang bisa kita kerjakan agar kita bisa mengurangi efek sampingdari
paparan zat yang berbahaya ini.
Lantas,
bagaimana cara membedakan beras palsu dari plastik dengan beras asli? Berikut
panduannya:
1.
Letakkan beras itu di atas kertas atau meja, lalu pilah. Bila terdapat bentuk
beras tanpa memiliki lengkungan di bagian ujung, lentur, tanpa ada titik putih
di tengahnya, dan cenderung lebih bersih bisa dikategorikan sebagai beras
palsu.
2.
Beras sintetis bentuknya cenderung lurus sempurna tanpa ada titik putih. Beras
palsu yang terbuat dari plastik, teksturnya lebih lembut dan licin, berwarna
putih seluruhnya. Untuk beras asli, tekstur beras sedikit lebih kasar, warnanya
putih dan bening tapi tidak seluruhnya, memiliki bentuk sekam dan rupa
mengapur.
3.
Beras asli akan menyerap air, dimana tekstur beras akan lembut. Apabila
ditanak, beras akan mengeras tapi tekstur kelembutannya masih ada. Sedangkan
untuk beras palsu, beras lembek dan semakin mengeras. Saat dikeluarkan dari
penanak nasi, beras palsu justru akan semakin kering dan mengeras.